Peran dan Pengaruh Afiliasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Sebuah Tinjauan Literatur


Peran dan Pengaruh Afiliasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Sebuah Tinjauan Literatur

Afiliasi adalah hubungan antara individu dengan kelompok atau organisasi tertentu yang memengaruhi perilaku dan interaksi sosial seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, afiliasi memiliki peran yang penting dalam membentuk identitas dan memengaruhi hubungan antarindividu.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tajfel dan Turner (1979), afiliasi merupakan bagian dari identitas sosial seseorang yang memengaruhi cara individu memandang diri sendiri dan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, afiliasi dapat terlihat dalam berbagai bentuk, seperti dalam kelompok teman, keluarga, komunitas, atau organisasi sosial. Afiliasi dengan kelompok tertentu dapat memberikan individu rasa kebersamaan, kepercayaan, dukungan, dan keamanan.

Selain itu, afiliasi juga dapat memengaruhi perilaku individu dalam mengambil keputusan, berinteraksi dengan orang lain, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Menurut penelitian oleh Smith dan Mackie (2015), afiliasi dengan kelompok tertentu dapat mempengaruhi pola pikir, keyakinan, dan nilai-nilai seseorang yang kemudian membentuk perilaku dan interaksi sosialnya.

Dalam konteks sosial, afiliasi juga dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis individu. Menurut penelitian oleh Baumeister dan Leary (1995), afiliasi dengan kelompok atau orang lain dapat memberikan dukungan emosional, sosial, dan instrumental yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis individu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa afiliasi memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari individu. Afiliasi dengan kelompok atau organisasi tertentu dapat memengaruhi identitas, perilaku, interaksi sosial, dan kesejahteraan psikologis individu. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memperhatikan afiliasi mereka dalam kehidupan sehari-hari dan memastikan bahwa afiliasi tersebut memberikan dampak positif bagi diri mereka.

Referensi:

1. Tajfel, H., & Turner, J. C. (1979). An integrative theory of intergroup conflict. In W. G. Austin & S. Worchel (Eds.), The social psychology of intergroup relations (pp. 33-47). Monterey, CA: Brooks/Cole.

2. Smith, E. R., & Mackie, D. M. (2015). Social psychology (4th ed.). New York, NY: Psychology Press.

3. Baumeister, R. F., & Leary, M. R. (1995). The need to belong: Desire for interpersonal attachments as a fundamental human motivation. Psychological Bulletin, 117(3), 497-529.